Bom dan Cadar

Beberapa waktu lalu, saya mengantarkan kedua adik saya ke stasiun kereta api, karena akan balik lagi ke pesantren disebabkan masa liburannya sudah habis. Kedua adik saya itu sekolah disebuah pesantren di daerah Temboro Jawa Timur.

Peraturan pesantren menyebutkan bahwa setiap santriwati diwajibkan memakai cadar (penutup wajah). Jadi, kedua adik saya itu selalu menggunakan cadar dimanapun ia berada kecuali di dalam rumah. Awalnya mungkin karena peraturan, tetapi akhirnya mungkin kedua adik saya itu menyadari bahwa cadar wajib bagi mereka (walaupun saya tidak setuju dengan mereka).

Ketika saya mengantar adik saya masuk ke dalam kereta ada banyak orang yang memandang aneh kami, selain karena saya sebagai kakak hanya menggunakan celana sontog selutut, juga karena kedua adik saya menggunakan cadar, sebuah barang yang mungkin bisa jadi menyeramkan karena selalu dikait-kaitan dengan teroris.

Karena banyak orang yang memandang aneh kami, akhirnya sayapun dengan usil bikin kejutan buat mereka yang memandang aneh kami. Jadi, setelah kedua adik saya duduk di dalam kereta, dengan sedikit keras saya berkata kepada kedua adik saya :
 "hati-hati ya dijalan, jangan lupa baca do'a, dan yang terpenting, itu BOM jangan sampe kebuka pengamannya, ntar meledak!!", kata saya dengan sedikit wajah yang sangat meyakinkan.

Setelah berkata itu, saya langsung keluar gerbong kereta sambil memandang orang-orang yang dari tadi memandang aneh kami and you know what? keliatan banged perbedaan ekspresi mereka setelah saya berkata soal BOM tadi. hahaha

Ternyata masih banyak orang yang salah kaprah soal Islam dan terorisme. Apalagi kalau sampe menghubung-hubungkan cadar dan terorisme, ;ebih salah kaprah lagi tuh. Gilanya, ada saja orang yang takut kepada cewe bercadar karena dianggap teroris dan membawa bom bunuh diri.

Padahal bagi saya, cadar tidak identik dengan teroris apalagi dengan bom bunuh diri, tetapi identik dengan film Ayat-ayat Cinta... hahahahaha