Pastikan Gizi Baik Sebelum Hamil

Ketika mengandung, apakah Anda sudah benar-benar merencanakan kehamilan tersebut atau justru tidak merencanakannya sama sekali? Merencanakan kehamilan bukan hanya berarti mengupayakan hubungan intim lebih sering dengan pasangan, tetapi juga berkomitmen untuk mempersiapkan sel telur dan sperma yang berkualitas, serta rahim calon ibu saat mengandung.

"Banyak orang yang tidak merencanakan kehamilan dengan baik, sehingga mereka tidak 'kuat' secara gizi. Kualitas sel telur, sperma, dan rahim ini dipengaruhi oleh asupan gizi yang dimiliki oleh pasangan," tukas pakar nutrisi dan diet dari komunitas Sehati, Emilia Achmadi, dalam talkshow yang digelar Enfagrow di fX Plaza, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Karena itu sebelum hamil sebaiknya Anda berdua telah memikirkan status gizi Anda. Jika tidak, hal ini bisa berakibat pada perkembangan janin, khususnya otak anak, yang tidak optimal. Persiapan gizi ini bahkan sudah harus dilakukan sebelum terjadinya proses ovulasi (pembuahan). Dengan demikian ketika terjadi proses pembuahan, rahim sudah siap dengan berbagai cadangan makanan yang maksimal untuk perkembangan anak.

Sampai saat ini banyak pasangan yang baru mengetahui kehamilannya setelah janin berkembang dalam rahim selama dua minggu. "Jika kondisi gizi si ibu tidak baik, maka perkembangan saraf anak akan terganggu. Dan ketika mereka baru tahu bahwa mereka hamil dua bulan, bisa jadi semuanya sudah terlambat," tukasnya.

Sejak terjadinya proses ovulasi, sebenarnya proses pembentukan saraf anak sudah dimulai. Ketika tidak ada cadangan makanan dan nutrisi yang tepat di lingkungan rahim ibu, maka pembentukan saraf akan terganggu dan tidak sempurna.

Dalam jangka 0 bulan setelah ovulasi, pembentukan saraf dan perkembangan motorik anak sudah terbentuk. Meski tidak berarti anak akan menjadi cacat atau mengalami kelainan lain, namun Emilia menegaskan bahwa perkembangan otak dan saraf motorik anak kelak tetap tidak sempurna. Namun, jika sudah terlanjur kurang memenuhi asupan nutrisi selama kehamilan, efek buruknya bisa dicegah dengan mengonsumsi banyak makanan yang mengandung DHA. Hal ini disebabkan otak anak 40 persennya terbentuk dari DHA. Salah satu efek kekurangan DHA pada anak adalah anak menjadi kurang konsentrasi, daya ingatnya lemah, dan kesulitan memecahkan masalah, serta berkurangnya penglihatan.

"Proses pembentukan saraf yang sudah rusak ini tidak bisa diperbaiki, namun bisa dicegah agar tidak lebih parah. Maka sebaiknya sebelum hamil perhatikan dulu status gizi Anda, agar perkembangan otak dan kepandaian anak bisa optimal," sarannya.

Asupan DHA bisa didapat dari sumber hewani seperti ikan salmon, tuna, dan gindara, dengan tingkat omega-3 yang tinggi.

Sumber : kompas