Marah



Marah, diakibatkan karena dunia yang ada disekitar kita, tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kita tidak ingin ada yang menyakiti kita, kita tidak ingin ada yang mendamprat kita, kita tidak ingin ada yang mengambil uang kita, kita tidak ingin ada yang mengkhianati kita, kita tidak ingin kehilangan seseorang yang kita cintai, kita tidak ingin bisnis yang sedang kita jalani bangkrut dan lain sebagainya.

Karena semua yang kita harapkan tidak terjadi, marahlah kita. Padahal, kita tidak bisa berharap dunia yang ada disekitar kita, sesuai dengan yang kita inginkan. Yang mesti kita lakukan adalah merubah persepsi kita tentang dunia yang tidak sesuai kita inginkan ini.

Ketika disekitar kita tidak sesuai dengan yang kita inginkan, sebenarnya kita sedang dalam dua pilihan. Pertama, Marah, dan melampiaskan semua amarah kita. Kedua, menahan marah (atau merubah persepsi tentang yang terjadi) lalu memaafkan. Kedua pilihan tersebut mempunyai implikasinya masing-masing.

Salah satu akibat jika kita memilih opsi pertama adalah permusuhan. Karena jika orang marah, maka umpatan, cercaan, hinaan akan keluar dari mulut orang yang marah tanpa terkendali. Hal ini sama saja dengan menyebarkan aibnya sendiri.

Akibat lain dari marah adalah mudah terserang penyakit. *Ichiro Kawachi dari Harvard School of PUblic Health (HSPH) menemukan bahwa resiko serangan jantung bagi pasien-pasien yang pemarah sama kuatnya dengan akibat dari merokok. Nah Loh....

Adapun implikasi jika kita memilih opsi kedua bisa dilihat dari ayat Alquran di bawah ini :

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,"(QS. Ali- Imran : 133)

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.." (QS. Ali- Imran : 134)

Jadi, menurut ayat di atas, orang yang bisa menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang, termasuk kedalam kategori orang yang bertakwa. Dan orang yang bertakwa itu dapet hadiah berupa surga hehehe. Selain itu, orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain, bisa lebih sehat dan tidak mudah terserang penyakit seperti yang pernah saya sebutkan di atas.

Seandainya anda sudah memaafkan tetapi masih penyakitan, coba anda tanya dalam diri anda, apakah anda benar-benar sudah memaafkan kesalahan orang dengan tulus? Apakah setelah memaafkan anda masih mau bertanya, menyapa, orang yang anda maafkan? jika belum berarti anda belum memaafkan secara tulus.

Melalui tulisan ini, saya meminta maaf kepada teman-teman atas kesalahan saya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, dan saya yakin, saya sudah memaafkan kesalahan teman-teman semua.

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Isfahu lana yasfahillahu lakum, maafkan kami niscaya Tuhan mengampuni kamu..