1. Belajar bersosialisasi.
Anak harus menyapa anggota keluarga temannya, menjawab pertanyaan, bersikap ramah dengan kakak atau adik temannya. Sebaliknya, saat teman menginap di rumahnya, ia harus memperkenalkan temannya itu pada anggota keluarganya.
2. Mengatasi konflik.
Saat menginap atau diinapi bukan tak mungkin muncul konflik atau friksi kecil, semisal bergantian menggunakan mainan, memilih sisi tempat tidur, tidur dengan lampu menyala terang atau redup dan sebagainya. Anak akan berusaha menyelesaikan sendiri konflik atau friksi yang muncul saat itu.
3. Belajar tata krama.
Saat menginap anak belajar bersikap sopan, juga belajar hal-hal lain yang mungkin tidak didapatinya di rumah. Sebaliknya saat temannya menginap bukan tak mungkin ia harus mengajari temannya tata krama yang berlaku di rumah. Karena bisa jadi ada beda kebiasaan.
4. Belajar mandiri.
Kalau di rumah mungkin makan masih diladeni, atau menyisir rambut masih dilakukan pengasuh, saat menginap si kecil harus melakukannya sendiri. Ia harus menyiapkan baju yang akan dikenakannya setelah mandi. Begitu pun waktu temannya menginap di rumah, ia harus berusaha menjadi tuan rumah yang baik dengan melayani hal-hal yang dibutuhkan temannya.
5. Belajar beradaptasi.
Misal, kamar mandi di rumah temannya tak sebersih di rumah, atau makanan yang dihidangkan tak sesuai selera. Tapi bagaimana pun ia tetap harus ke kamar mandi untuk mandi, buang air besar atau kecil. Sehingga meski tak senyaman di rumah ia harus beradaptasi menggunakannya. Begitu pun dengan selera makan, meski tidak sesuai, tak mungkin juga anak tidak makan. Sehingga saat lapar, ia harus beradaptasi dengan makan makanan yang telah disediakan.
Sumber : Tabloid Nakita