Memberikan suplemen vitamin D kepada anak-anak ternyata
dapat membantu mereka menghindari risiko mengidap diabetes tipe 1 di
kemudian hari, demikian hasil tinjauan riset para ahli dari St Mary's
Hospital for Women and Children, Manchester.
Seperti yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Disease in Childhood, Kamis (13/3), peneliti Inggris ini me-review lima penelitian di mana di dalamnya terdapat aktivitas memantau bayi sejak masa kandungan hingga usia anak-anak. Lima riset tersebut ditujukan untuk melihat sejauh mana asupan vitamin D akan mempengaruhi risiko seseorang menjadi penderita diabetes.
Setelah memperhitungkan berbagai faktor termasuk dosis, peneliti menyimpulkan bahwa risiko mengidap penyakit diabetes menurun hingga 29 persen pada anak-anak yang mendapatkan asupan vitamin D di bandingkan mereka yang tidak mendapatkannya. Peneliti juga mencatat, semakin rajin mengonsumsi vitamin D, semakin rendah pula risiko anak mengidap diabetes tipe 1.
Diabetes sendiri merupakan kondisi kronis di mana tubuh tak mampu menghasilkan hormon insulin yang cukup, atau tubuh tidak menghasilkan hormon ini sebagaimana mestinya sehingga disebut resistensi insulin.
Diabetes mellitus tipe 1 — dulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, "diabetes yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Diabetes tipe 1 banyak diderita di negara barat, di mana sekurangnya sekitar 2 juta orang di Eropa dan Amerika Utara mengidap penyakit ini. Kasus diabetes tipe 1 juga kecenderungannya terus meningkat dan diperkirakan akan naik hingga 40 persen pada kurun 2000 hingga 2010.
Hasil temuan ini para ahli di Manchester ini sejalan dengan riset sebelumnya yang mengindikasikan bahwa pasien yang baru didiagnosa menderita diabetes tipe 1 memiliki konsentrasi vitamin D yang rendah ketimbang mereka yang tidak mengidapnya.
Sejumlah riset juga mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 lebih banyak terjadi di negara-negara yang paparan sinar mataharinya rendah. Secara teori, paparan sinar matahari yang rendah membuat tubuh Anda sedikit menyerap vitamin D. Sebagai contoh, anak-anak di Finlandia tercatat 400 kali lipat cenderung rentan terhadap diabetes tipe 1 ketimbang anak di Venezuela.
Ada pula hasil riset lain yang mengaitkan rendahnya kadar vitamin D dan paparan sinar matahari dengan penyakit atau gangguan autoimun lain seperti multiplesclerosis atau rhematoid arthritis.
Bukti lain akan pentingnya peran vitamin D terdapat pada fakta bahwa sel-sel beta pankreas dan sel-sel kekebalan tubuh membawa reseptor-reseptor . Diperkirakan bahwa vitamin D dapat membantu sistem kekebalan tetap terjaga dan melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh senyawa kimia yang menyebabkan peradangan.
Sumber : kompas
Seperti yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Disease in Childhood, Kamis (13/3), peneliti Inggris ini me-review lima penelitian di mana di dalamnya terdapat aktivitas memantau bayi sejak masa kandungan hingga usia anak-anak. Lima riset tersebut ditujukan untuk melihat sejauh mana asupan vitamin D akan mempengaruhi risiko seseorang menjadi penderita diabetes.
Setelah memperhitungkan berbagai faktor termasuk dosis, peneliti menyimpulkan bahwa risiko mengidap penyakit diabetes menurun hingga 29 persen pada anak-anak yang mendapatkan asupan vitamin D di bandingkan mereka yang tidak mendapatkannya. Peneliti juga mencatat, semakin rajin mengonsumsi vitamin D, semakin rendah pula risiko anak mengidap diabetes tipe 1.
Diabetes sendiri merupakan kondisi kronis di mana tubuh tak mampu menghasilkan hormon insulin yang cukup, atau tubuh tidak menghasilkan hormon ini sebagaimana mestinya sehingga disebut resistensi insulin.
Diabetes mellitus tipe 1 — dulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, "diabetes yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Diabetes tipe 1 banyak diderita di negara barat, di mana sekurangnya sekitar 2 juta orang di Eropa dan Amerika Utara mengidap penyakit ini. Kasus diabetes tipe 1 juga kecenderungannya terus meningkat dan diperkirakan akan naik hingga 40 persen pada kurun 2000 hingga 2010.
Hasil temuan ini para ahli di Manchester ini sejalan dengan riset sebelumnya yang mengindikasikan bahwa pasien yang baru didiagnosa menderita diabetes tipe 1 memiliki konsentrasi vitamin D yang rendah ketimbang mereka yang tidak mengidapnya.
Sejumlah riset juga mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 lebih banyak terjadi di negara-negara yang paparan sinar mataharinya rendah. Secara teori, paparan sinar matahari yang rendah membuat tubuh Anda sedikit menyerap vitamin D. Sebagai contoh, anak-anak di Finlandia tercatat 400 kali lipat cenderung rentan terhadap diabetes tipe 1 ketimbang anak di Venezuela.
Ada pula hasil riset lain yang mengaitkan rendahnya kadar vitamin D dan paparan sinar matahari dengan penyakit atau gangguan autoimun lain seperti multiplesclerosis atau rhematoid arthritis.
Bukti lain akan pentingnya peran vitamin D terdapat pada fakta bahwa sel-sel beta pankreas dan sel-sel kekebalan tubuh membawa reseptor-reseptor . Diperkirakan bahwa vitamin D dapat membantu sistem kekebalan tetap terjaga dan melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh senyawa kimia yang menyebabkan peradangan.
Sumber : kompas