Obat antikolesterol yang dikenal dengan statin, obat resep paling laris di dunia dikatakan dapat menurunkan tekanan darah dan memberi manfaat bagi membaiknya kondisi kardiovaskular. Demikian diungkapkan sebuah jurnal yang terbit.
Para dokter dari University of California, San Diego menjalankan uji klinis acak ganda dengan 973 partisipan yang tidak menderita diabetes atau penyakit kardiovaskular lain. Kelompok ini dibagi menjadi tiga bagian. Satu kelompok diberi 20 milligram simvastatin. Yang lain diberi 40 milligram pravastatin dan kelompok ketiga plasebo, setiap hari selama enam bulan, jelas Beatrice Golomb, kepala editor dari Archives of Internal Medicine.
Para dokter ini mengukur tekanan darah para partisipan pada permulaan uji klinis, pada bulan pertama dan enam bulan berikutnya serta dua bulan setelah uji klinis berlangsung. "Penurunan tekanan darah antara 2.4 sampai 2.8 millimeter merkuri baik untuk tekanan sistolik (normal 120 millimeter) dan tekanan diastolik (normal 80 millimeter) baik yang menggunakan simvastatin maupun pravastatin," jelas para peneliti. Tidak ada perbedaan praktis dalam tekanan darah di antara mereka yang menggunakan plasebo.
"Efek-efek statin atas tekanan darah tidaklah terlalu berarti dalam satu bulan perawatan. Baru kelihatan setelah enam bulan dan gejala menghilang dua bulan setelah perawatan," jelas para ilmuwan ini. "Penelitian ini menambahkan pemahaman akan efek-efek statin yang sekarang ini menjadi obat paling laris di dunia," ungkap para dokter.
"Penurunan tekanan darah akibat penggunaan statin menyumbang -- di antara faktor-faktor lain yang teridentifikasi -- manfaat yang berarti bagi kondisi kardiovaskular secara umum dan memberi efek baik bagi akumulasi plak yang berlangsung terus menerus," mereka menyimpulkan.
Statin bekerja dengan mengaktifkan senyawa yang mampu melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki fungsi pembuluh darah. Beberapa penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa statin berefek pada penurunan tekanan darah terutama pada apsien hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Dr. John LaRosa, President dari SUNY Downstate Medical Center di Brooklyn, New York, yang tidak berpartisipasi dalam uji klinis ini meperingatkan bahwa statin "seharusnya tidak digunakan semata untuk tujuan menurunkan tekanand darah karena adanya ketidakkonsistensi antara penelitian satu dengan yang lain atasnya."
"Beberapa penelitian menunjukkan menurunnya tekanan darah secara moderat dengan penggunaan statin," tambah John.
Sumber : Archives of Internal Medicine
Para dokter dari University of California, San Diego menjalankan uji klinis acak ganda dengan 973 partisipan yang tidak menderita diabetes atau penyakit kardiovaskular lain. Kelompok ini dibagi menjadi tiga bagian. Satu kelompok diberi 20 milligram simvastatin. Yang lain diberi 40 milligram pravastatin dan kelompok ketiga plasebo, setiap hari selama enam bulan, jelas Beatrice Golomb, kepala editor dari Archives of Internal Medicine.
Para dokter ini mengukur tekanan darah para partisipan pada permulaan uji klinis, pada bulan pertama dan enam bulan berikutnya serta dua bulan setelah uji klinis berlangsung. "Penurunan tekanan darah antara 2.4 sampai 2.8 millimeter merkuri baik untuk tekanan sistolik (normal 120 millimeter) dan tekanan diastolik (normal 80 millimeter) baik yang menggunakan simvastatin maupun pravastatin," jelas para peneliti. Tidak ada perbedaan praktis dalam tekanan darah di antara mereka yang menggunakan plasebo.
"Efek-efek statin atas tekanan darah tidaklah terlalu berarti dalam satu bulan perawatan. Baru kelihatan setelah enam bulan dan gejala menghilang dua bulan setelah perawatan," jelas para ilmuwan ini. "Penelitian ini menambahkan pemahaman akan efek-efek statin yang sekarang ini menjadi obat paling laris di dunia," ungkap para dokter.
"Penurunan tekanan darah akibat penggunaan statin menyumbang -- di antara faktor-faktor lain yang teridentifikasi -- manfaat yang berarti bagi kondisi kardiovaskular secara umum dan memberi efek baik bagi akumulasi plak yang berlangsung terus menerus," mereka menyimpulkan.
Statin bekerja dengan mengaktifkan senyawa yang mampu melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki fungsi pembuluh darah. Beberapa penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa statin berefek pada penurunan tekanan darah terutama pada apsien hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Dr. John LaRosa, President dari SUNY Downstate Medical Center di Brooklyn, New York, yang tidak berpartisipasi dalam uji klinis ini meperingatkan bahwa statin "seharusnya tidak digunakan semata untuk tujuan menurunkan tekanand darah karena adanya ketidakkonsistensi antara penelitian satu dengan yang lain atasnya."
"Beberapa penelitian menunjukkan menurunnya tekanan darah secara moderat dengan penggunaan statin," tambah John.
Sumber : Archives of Internal Medicine