Taruhlah massa tubuh Anda 65 kilogram. Pasti, ukuran testis Anda tak akan sampai 10 persen alias 6,5 kilogram bukan? Namun, hal yang berbeda diperoleh ilmuwan pada sebuah spesies jangkrik bernama bushcricket (Platycleis affinis). Ukuran testis jangkrik itu mencapai 14 persen dari massa tubuhnya.
"Kami sampai tak percaya dengan ukuran testis ini. Testis itu sepertinya mengisi seluruh bagian perut si jangkrik," kata Karim Vahed, ahli ekologi perilaku dari Britain University of Derby.
Ukuran testis relatif terhadap massa tubuh jangkrik itu dinobatkan sebagai ukuran testis terbesar. Ukuran testis jangkrik itu mengalahkan ukuran testis lalat buah, Drosophila bifurca, yang mencapai 10,6 persen massa tubuhnya.
Tampaknya, ungkapan "size does matter" juga berlaku di dunia jangkrik. Ilmuwan menemukan bahwa ukuran testis yang besar itu digunakan untuk menarik lawan jenis sehingga sang jantan mampu kawin dengan sebanyak mungkin betina.
Sayangnya, testis yang besar itu ternyata hanya mampu memproduksi sperma dalam jumlah yang lebih sedikit. Akibatnya, kesempatan bagi sel telur betina untuk sukses terbuahi menjadi semakin kecil.
"Ukuran testis yang besar itu lebih berkaitan dengan jumlah betina yang bisa dikawini daripada jumlah betina yang berhasil dibuahi," kata Vahed.
Temuan tersebut sedikit menggoyahkan teori sebelumnya. Biasanya, para betina dari banyak spesies, termasuk monyet dan mungkin juga manusia, memilih jantan jantan bertestis besar agar memiliki kesempatan lebih besar untuk dibuahi. Ukuran testis biasanya dipercaya berbanding lurus dengan jumlah sperma yang dihasilkan.
Berkaitan dengan hasil itu, Vahed mengatakan, "Pesan pentingnya adalah kita tak seharusnya mengharapkan aturan yang sama untuk semua spesies sebab hal itu bisa jadi sama, tetapi bisa juga berbeda." Hasil riset ini dipublikasikan di jurnal Biology Letters, Selasa kemarin.
Sumber : kompas
"Kami sampai tak percaya dengan ukuran testis ini. Testis itu sepertinya mengisi seluruh bagian perut si jangkrik," kata Karim Vahed, ahli ekologi perilaku dari Britain University of Derby.
Ukuran testis relatif terhadap massa tubuh jangkrik itu dinobatkan sebagai ukuran testis terbesar. Ukuran testis jangkrik itu mengalahkan ukuran testis lalat buah, Drosophila bifurca, yang mencapai 10,6 persen massa tubuhnya.
Tampaknya, ungkapan "size does matter" juga berlaku di dunia jangkrik. Ilmuwan menemukan bahwa ukuran testis yang besar itu digunakan untuk menarik lawan jenis sehingga sang jantan mampu kawin dengan sebanyak mungkin betina.
Sayangnya, testis yang besar itu ternyata hanya mampu memproduksi sperma dalam jumlah yang lebih sedikit. Akibatnya, kesempatan bagi sel telur betina untuk sukses terbuahi menjadi semakin kecil.
"Ukuran testis yang besar itu lebih berkaitan dengan jumlah betina yang bisa dikawini daripada jumlah betina yang berhasil dibuahi," kata Vahed.
Temuan tersebut sedikit menggoyahkan teori sebelumnya. Biasanya, para betina dari banyak spesies, termasuk monyet dan mungkin juga manusia, memilih jantan jantan bertestis besar agar memiliki kesempatan lebih besar untuk dibuahi. Ukuran testis biasanya dipercaya berbanding lurus dengan jumlah sperma yang dihasilkan.
Berkaitan dengan hasil itu, Vahed mengatakan, "Pesan pentingnya adalah kita tak seharusnya mengharapkan aturan yang sama untuk semua spesies sebab hal itu bisa jadi sama, tetapi bisa juga berbeda." Hasil riset ini dipublikasikan di jurnal Biology Letters, Selasa kemarin.
Sumber : kompas