Orangtua sebaiknya sudah mulai mengajak anak-anak ke dokter gigi begitu gigi mereka tumbuh. Kunjungan pertama tidak selalu untuk menangani masalah pada gigi, melainkan sebagai suatu misi untuk membuat mereka merasa familiar dengan dokter giginya, dan tidak merasa takut untuk kembali pada saat kunjungan rutin berikutnya. Begitu kata Dr Tina M. Frangella, DDS, PC, dari Commack Hills Dental Group, New York.
Pada setiap kunjungan, dokter gigi biasanya akan memeriksa kondisi mulut dan gigi anak untuk melihat apakah ada karang maupun lubang. Selain itu, dokter juga akan mengajari bagaimana cara membersihkan gigi dan mulut anak pada orangtua. Apabila anak sudah berusia cukup besar saat dibawa ke dokter gigi, otomatis Anda perlu lebih mempersiapkan mentalnya. Terutama mengingat di luar banyak cerita seram seputar dokter gigi. Untuk itu, Anda bisa menyiapkan anak-anak dengan tips-tips berikut:
1. Jelaskan apa yang akan terjadi di ruang dokter gigi, namun usahakan untuk menjelaskannya secara sederhana. Misalnya dengan berkata bahwa dokter gigi akan "menghitung" dan "mengambil foto" gigi mereka. Begitu juga ketika Anda dan anak sudah ada di ruang dokter gigi. Mintalah dokter untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan terhadap gigi anak, sehingga mereka tidak ketakutan.
2. Bila Anda punya pengalaman buruk dengan dokter gigi semasa kecil, jangan ceritakan pada anak. Hindari penggunaan kata-kata seperti "suntik" atau "bor", karena akan membuat anak jadi takut ke dokter. Hindari juga berbohong bahwa prosedur yang terjadi itu tidak akan menyakitkan sama sekali. "Orangtua perlu memberikan contoh yang baik. Rasa takut terhadap dokter gigi pada anak lebih banyak dikarenakan dia melihat Anda juga takut pada dokter gigi," kata Dr Frangella.
3. Hindari kebiasaan mengancam anak untuk membawanya ke dokter gigi jika dia bersikap nakal di kesehariannya. "Banyak orangtua juga sering berkata akan membawa anak ke dokter gigi untuk disuntik apabila dia malas menggosok gigi. Ini tidak benar, karena hanya akan membuat citra dokter gigi semakin buruk di mata anak," tambah Dr Frangella lagi.
4. Carilah buku-buku yang menceritakan pengalaman anak ketika berkunjung ke dokter gigi. Tentu saja, buku tersebut bersifat edukasi dan memberi pengaruh positif bagi anak, bukan sebaliknya.
5. Tidak semua anak harus ditunggui orangtuanya saat diperiksa oleh dokter gigi. Ada beberapa anak yang justru bisa merespons lebih baik terhadap dokter giginya saat sedang sendirian ketimbang ditemani oleh orangtuanya. Tidak ada salahnya bila Anda tinggal di luar, daripada masuk ke dalam dan membuat proses pemeriksaan jadi terhambat. Katakan pada anak bahwa Anda ada di luar bila dia membutuhkan, lalu silakan menunggu di luar.
Sumber : Galtime
Pada setiap kunjungan, dokter gigi biasanya akan memeriksa kondisi mulut dan gigi anak untuk melihat apakah ada karang maupun lubang. Selain itu, dokter juga akan mengajari bagaimana cara membersihkan gigi dan mulut anak pada orangtua. Apabila anak sudah berusia cukup besar saat dibawa ke dokter gigi, otomatis Anda perlu lebih mempersiapkan mentalnya. Terutama mengingat di luar banyak cerita seram seputar dokter gigi. Untuk itu, Anda bisa menyiapkan anak-anak dengan tips-tips berikut:
1. Jelaskan apa yang akan terjadi di ruang dokter gigi, namun usahakan untuk menjelaskannya secara sederhana. Misalnya dengan berkata bahwa dokter gigi akan "menghitung" dan "mengambil foto" gigi mereka. Begitu juga ketika Anda dan anak sudah ada di ruang dokter gigi. Mintalah dokter untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan terhadap gigi anak, sehingga mereka tidak ketakutan.
2. Bila Anda punya pengalaman buruk dengan dokter gigi semasa kecil, jangan ceritakan pada anak. Hindari penggunaan kata-kata seperti "suntik" atau "bor", karena akan membuat anak jadi takut ke dokter. Hindari juga berbohong bahwa prosedur yang terjadi itu tidak akan menyakitkan sama sekali. "Orangtua perlu memberikan contoh yang baik. Rasa takut terhadap dokter gigi pada anak lebih banyak dikarenakan dia melihat Anda juga takut pada dokter gigi," kata Dr Frangella.
3. Hindari kebiasaan mengancam anak untuk membawanya ke dokter gigi jika dia bersikap nakal di kesehariannya. "Banyak orangtua juga sering berkata akan membawa anak ke dokter gigi untuk disuntik apabila dia malas menggosok gigi. Ini tidak benar, karena hanya akan membuat citra dokter gigi semakin buruk di mata anak," tambah Dr Frangella lagi.
4. Carilah buku-buku yang menceritakan pengalaman anak ketika berkunjung ke dokter gigi. Tentu saja, buku tersebut bersifat edukasi dan memberi pengaruh positif bagi anak, bukan sebaliknya.
5. Tidak semua anak harus ditunggui orangtuanya saat diperiksa oleh dokter gigi. Ada beberapa anak yang justru bisa merespons lebih baik terhadap dokter giginya saat sedang sendirian ketimbang ditemani oleh orangtuanya. Tidak ada salahnya bila Anda tinggal di luar, daripada masuk ke dalam dan membuat proses pemeriksaan jadi terhambat. Katakan pada anak bahwa Anda ada di luar bila dia membutuhkan, lalu silakan menunggu di luar.
Sumber : Galtime